BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada
keseluruhan kompleksitas ilmiah maupun non ilmiah senantiasa memunculkan
berbagai macam problematika yang muncul sebagai wujud kemampuan manusia
berpikir komplek menemukan potensi dan menggali informasi atas dasar
keingintahuan naluriah yang bersifat analistik. Dalam kesempatan ini juga
sekelompok akademis intelektual pada kajian ilmu-ilmu dasar dalam pondasi Islam
mengambil peran dan bergerak sesuai ruang lingkup dan kapasitas serta otoritas
spesialisainya.
Pemakalah yang
juga bagian dari kelompok tersebut, hadir memenuhi panggilan tugas atas
himbauan dan bimbingan dosen terkait pada perkuliahan Metodologi Penelitian
Tafsir tingkat satu. Yang pada gilirannya hasil presentasi ini terfokuskan
sebagai karya dan bagian sistem yang harus berjalan dalam perkuliahan.
Menyinggung
sedikit tentang ulasan tafsir hadis sebagai bahan utama perkuliahan pada
kosentrasi disiplin ilmu akademis bergenre klasik ini, maka kita akan
sangat bersinggungan dan bersinergi dengan kajian-kajian Islam yang banyak
tersebar dari seluruh elemen ilmu. Pada titik perjalanannya semua berujung pada
penguatan segala bentuk keimanan. Hal ini jualah yang melatar belakangi
disusunnya makalah ini dengan penuh kesadaran dan harapan dapat membawa sedikit
pencerahan bagi ummat.
BAB II
RUMUSAN MASALAH DALAM PENELITIAN TAFSIR
RUMUSAN MASALAH DALAM PENELITIAN TAFSIR
A. Pengertian Masalah Dalam Penelitian
Melakukan penelitian pada intinya
adalah memecahkan masalah secara ilmiah. Pemikiran ini menggiring kita pada
kesimpulan bahwa signifikansi sumbangsih penelitian terhadap pemecahan masalah
atau pengembangan ilmu sangat ditentukan oleh fokus masalah penelitian. Masalah
pada intinya adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan
praktek, antara visi dan realitas, dan sebagainya.
Masalah terjadi apabila:
Masalah terjadi apabila:
- Ada hambatan dalam memperoleh tujuan/mencapai sesuatu.
- Kenyataan tidak sesuai dengan harapan (tidak sesuainya antara ”kenyataan”dengan”seharusnya”.
Masalah adalah setiap kesulitan yang
mengerakkan manusia untuk memecahkannya (Marzukki, 2005: 20). Sutrisno Hadi
mengidentifikasikan permasalahan sebagai perwujudan “ketiadaan, kelangkaan,
ketimpangan, ketertinggalan, kejanggalan, ketidakserasian, kemerosotan dan
semacamnya”. Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan
permasalahan dari bidang yang ditekuninya; dan seringkali peneliti tersebut
menemukan permasalahan secara “naluriah”; tidak dapat menjelaskan bagaimana
cara menemukannya.
Menurut
(Nasution, 2006:16), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh para
calon peneliti dalam mengangkat permasalahan penelitian, antara lain:
1. Apakah masalah itu sesuatu yang baru, menarik serta menimbulkan rasa ingin tahu pada calon peneliti ?
1. Apakah masalah itu sesuatu yang baru, menarik serta menimbulkan rasa ingin tahu pada calon peneliti ?
2. Apakah
masalah itu sesuai dengan jurusan, kemampuan, dan latar belakang pendidikanya?
3. Apakah
dengan metode tertentu dapat dikumpulkan data yang diperlukan?
4. Apakah calon peneliti dapat menanggung
segala pembiayaannya?
5. Apakah penelitian itu mengandung bahaya, ancaman, atau resiko lainya?
6. Apakah calon peneliti dapat menyelesaikannya dalam waktu yang telah tersedia?
5. Apakah penelitian itu mengandung bahaya, ancaman, atau resiko lainya?
6. Apakah calon peneliti dapat menyelesaikannya dalam waktu yang telah tersedia?
Selain
pertimbangan tersebut di atas, ada beberapa hal yang juga harus dipertimbangkan
secara ilmiah, apakah penelitian itu memberikan sumbangan kepada perkembangan
pengetahuan dan kajian keislaman khususnya, antara lain:
- Masalah itu hendaknya bertalian dengan konsep-konsep yang pokok.
- Masalah itu hendaknya mengembangkan atau memperluas cara-cara mentes suatu teori.
- Masalah itu memberi sumbangan kepada pengembangan metodologi penelitian dengan menemukan alat, teknik, atau metode baru.
- Masalah itu hendaknya memanfaatkan konsep-konsep teori, atau data dan teknik-teknik dari disiplin ilmu yang bertalian.
- Masalah itu hendaknya dituangkan dalam desain yang cermat dengan uraian yang teliti mengenai variabel-variabelnya serta menggunakan metode-metode yang paling serasi. (lihat, Nasution, 2006:17)
B. Sumber Masalah Penelitian
Untuk
memperoleh masalah dalam penelitian, dapat dilaksanalan melalui penelusuran
beberapa sumber, antara lain:
- Pengalaman dan pengetahuan
- Kepustakaan yang berhubungan dengan bidang studi kita
- Mata kuliah yang pernah diprogramkan
- Jurnal, buku-buku, majalah-majalah, dan abstrak-abstrak.
- Skripsi, tesis, disertasi
- Profesor-profesor, teman
Sedangkan menurut Stonner (Sugiono,
2009: 52-54) ada empat sumber masalah, yaitu:
1. Terdapat
penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan
2.
Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan
3. Ada
pengaduan. Dalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada
masalah, ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun
layanan yang diberikan, maka timbul masalah dalam organisasi itu.
4. Ada
kompetisi. Adanya kompetisi dapat menimbulkan masalah besar, bila tidak
dimanfaatkan untuk kerja sama.
Untuk dapat
menemukan masalah penelitian dari sumber-sumber tersebut di atas, perlu adanya
dukungan sikap seorang peneliti, yaitu sikap mandiri dalam menemukan dan
mengolah permasalah penelitian. Memang bukan suatu hal yang mudah, akan tetapi
bukan hal yang terlalu sulit juga. Sikap kemandirian akan dapat dicapai oleh
peneliti apabila peneliti bersifat aktif dalam mencari dan menemukan masalah.
Ada beberapa yang dapat dilakukan oleh peneliti agar memiliki sikap yang
mandiri, antara lain:
- Kepekaaan peneliti dalam menangkap fenomena problematic yang terjadi dalam praktek, baik dalam labolatorium maupun masyarakat.
- Kesiapan peneliti akan pengetahuan teori dan informasi penelitian-penelitian terdahulu di bidang ilmu yang ditekuni.
- Ketekunan peneliti mengikuti perkembangan mutakhir pada bidang ilmu yang ditekuni.
C. Teknik Perumusan Masalah
Dengan memahami ruang lingkup bidang
keilmuan yang dicakup oleh jurusan
tafsir hadis, maka langkah awal yang harus ditempuh dalam merumuskan
permasalahan adalah dengan menentukan objek yang akan dikaji kemudian
merumuskan permasalahannya dalam bentuk pertanyaan penelitian (research
question). Menentukan objek kajian merupakan sebuah pilihan yang harus
dilakukan berdasarkan konsern utama yang mendasari ketertarikan seseorang
terhadap sebuah kajian ilmu.
Memilih salah satu persoalan dari
sekian banyak objek permasalahan yang ada dalam lingkup kajian tertentu
terkadang menjadi persoalan tersendiri. Ketidakmampuan seseorang dalam
menentukan objek yang akan ditelitinya adalah sebuah factor yang menandai ketidakmampuan
orang tersebut dalam menaruh perhatian
serius terhadap aspek mana dan objek permasalahan apa yang menjadi perhatian
utama yang menarik hati dan minatnya.
Memperluas wawasan dengan banyak
membaca apa yang menjadi lingkup bidang kajian tafsir hadis dapat
mengurangi problematika tersebut, semakin banyak bergelut didalamnya maka akan
semakin mudah menemukan ruang-ruang kosong yang menandai minimnya penelitian
terhadap sebuah objek kajian tertentu. Semakin diteliti sebuah objek kajian
akan senantiasa memberikan ruang yang cukup untuk penelitian lanjutan, karena
setiap penelitian yang dilakukan seseorang bersifat unik. Untuk itu sebuah
penelitian terhadap objek kajian tertentu selalu akan menawarkan daya tariknya ketika kita mampu
melihatnya dari sudut pandang yang berbeda.
Satu hal yang perlu dijadikan
pertimbangan dalam mencari dan menentukan sebuah permasalahan yang akan dibahas
dalam sebuah penelitian adalah dengan mempersempit ruang gerak pilihan pada
salah satu kosentrasi saja, dalam kata lain kita dapat bertanya kepada diri
kita sendiri apakah akan memilih kajian Al-Qur,an atau tafsir dari segi bahasa
atau kemukjizatan dan lain sebagainya. Pilihan selanjutnya adalah memilih
literatur dari sekian banyak yang menandai karya-karya dan hasil penelitian para
mufassir terdahulu pada bidang tersebut.
Akhirnya, seorang peneliti bisa
dengan leluasa menyelami materi-materi kajian baik dengan membuka
lembaran-lembaran teks Al-Qur’an atau kitab-kitab tafsir yang terkait dengan
penelitiannya. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan cara menentukan
atau memilih salah satu hasil karya yang sudah ada dan kemudian mengembangkan
daya kritis kita untuk menelaah kelemahan-kelemahan yang terkandung di dalam
karya tersebut, sehingga selain kita dapat mengungkapkan watak dan karakter
intelektualitas mengenai karya tersebut dan pemikiran tokoh yang menyusunnya,
kita juga dapat mengembangkan penelitian kritis
dengan menimbang kualifikasinya dalam takaran standar kelimuan yang
berkembang pada zamannya, dan mengaitkannya dengan kebutuhan-kebutuhan para
pembaca dimasa sekarang.
Dalam kaitan yang lebih luas selain
aspek tekstual Al-Qur’an , kajian Al-Qur’an juga membuka kemungkinan untuk
mengangkat aspek-aspek pembahasan yang berkenaan dengan konteks pewahyuan,
yaitu dengan menyoroti lebih rinci peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi
turunnya ayat, serta aspek-aspek lain yang berkaitan dengan ketetapan hukum
atas dasar argumentasi lafaz umum maupun sebab khusus yang kesemuanya
menciptakan kaitan yang erat antara teks Al-Qur’an dengan konteks sosio
historis pada zamannya.
Bila kemudian kita mendapati semua
persoalan yang diungkap atau dibahas diatas merupakan pemabahasan yang telah
sejak dahulu dan menandai hasil-hasil penelitian tentang ulumul qur’an hingga
sekarang, maka kenyataan itupun tidak menutup kemungkinan untuk dilakukannya
penelitian terhadap suatu aspek pembahasan yang sama, mengingat
pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang menyangkut problematika yang
dikemukakan sebelumnya sama sekali tidak tunggal karena selalu saja ada
perbedaan diantara pemikiran seorang sarjana dengan sarjana lainnya. Kenyataan
tentang keragaman pandangan ulama merupakan kekayaan yang luar biasa yang tidak
akan habis bagi dimungkinkannya penelitian melalui analisis perbandingan.
Begitu pula pembahasan-pembahasan lain yang dilakukan dengan pisau bedah
penelitian yang tidak mungkin bisa disebutkan satu per satu disini.
Menurut Marzuki (2005: 20-21) ada
beberapa sumber yang dapat dikaji untuk menemukan masalah, misalnya:
1.
Bacaan
Terutama laporan hasil penelitian
yang mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, karena tidak
pernah ada penelitian yang tuntas.
2.
Seminar, diskusi, atau penemuan ilmiah lain
Dengan mengikuti seminar atau
diskusi terdapat kemungkinan munculnya masalah-masalah yang perlu penggarapan
melalui penelitian.
3.
Pernyataan pemegang otoritas
4.
Pengamatan sepintas
Perjalanan atau peninjauan ke suatu
tempat dapat menimbulkan ide untuk melakukan penelitian, misalnya
5.
Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi seseorang dapat
pula menjadi sumber masalah baik yang berhubungan dengan kehidupan pribadinya
maupun yang berkaitan dengan kehidupan profesinya.
6.
Perasaan intuitif
Timbul dari konsolidasi atau
pengendapan berbagai informasi pada saat orang sedang istirahat atau bangun
tidur.
Sedangkan menurut Stonner (Sugiono,
2009: 52-54) ada empat sumber masalah, yaitu:
1.
Terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan
2.
Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan
3. Ada
pengaduan. Dalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada
masalah, ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun
layanan yang diberikan, maka timbul masalah dalam organisasi itu.
4. Ada
kompetisi. Adanya kompetisi dapat menimbulkan masalah besar, bila tidak
dimanfaatkan untuk kerja sama.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam ilmu tafsir
Secara umum sumber dan data
penelitian Kualitatif ialah tindakan dan perkataan manusia dalam suatu latar
yang bersifat alamiah. Sumber data lain ialah bahan-bahan pustaka.
Adapun tekhnik pengumpulan data
dalam penelitian kualitatif ialah wawancara mendalam, riset partisipatif, dan
studi pustaka. Prinsipnya, tekhnik pengumpulan data tersebut digunakan untuk
menggambarkan fenomena sosial keagamaan secara alamiah.
Metode pengumpulan data adalah
prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian
yang akan dipecahkan, masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan
data.
Kecermatan dalam memilih dan
menyusun teknik dan alat pengumpulan data sangat berpengaruh pada objek
penelitian. Dengan kata lain teknik dan alat pengampulan data memungkinkan
untuk tercapainya pemecahan secara valid dan reliable dan dapat
dirumuskan secara objektif.
Ada beberapa teknik yang dapat ditempuh untuk mengumpulkan
data:
- Angket
Angket adalah teknik pengumpulan
data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diiisi sendiri
oleh responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atas angket
yang diajukan.
Keuntungan dari teknik angket adalah:
- Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat dikirimkan melalui pos.
- Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah.
- Angket tidak terlalu menggangu respoden karena pengisiannya ditentukan oleh respoden sendiri sesuai dengan kesedian waktunya.
Kerugian teknik angket:
- Jika angket dikirimkan melalui pos, maka persentase yang dikembalikan relatuf rendah.
- Angket tidak dapat digunkan untuk respoden yang kurang bisa membaca dan menulis.
- Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat penjelasan.
Pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen
penelituan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
- Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya tidak disediakan sehingga responden bebas menuliskan jawabannya sendiri.
- Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan.
Dalam membuat jawaban akternatif
untuk pertanyaan tertutup atau dalam menggolong-golongkan jawaban yang
diberikan pada pertanyaan terbuka perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan
berikut:
·
Pengolongan hanya didasrkan atas
satu prinsip atau satu diemensi. Dengan syarat ini adalah untuk menhindari agar
seseorang tidak dapat masuk dalam lebih dari satu golongan.
·
Golangan-golongan yang dibuat harus
saling meniadakan, artinya jika seseorang sudah dimasukkan kedalam satu
golongan, ia tidak dapat dimasukkan kedalam golongan lainnya.
·
Golongan-golongan yang dibuat harus
menyeluruh, artinya tidak seorang pun yang tidak termasuk kedalam salah sau
golongan yang dibuat.
- Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden, dan
jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam.
Keuntungan wawancara adalah:
- Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca dan menulis.
- Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskannya.
- Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden denagn mengajukan pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak-gerik responden.
Kerugian wawancara adalah:
- Wawancara memerlukan biaya yang sangat untuk perjalanan dan uang harian pengumpulan data.
- Wawancara hanya dapat menjangkau jumalh responden yang lebih kecil.
- Kehadiran pewawancara mungkin menggangu responden.
Daftar pertanyaan untuk wawancara
ini disebut sebagi inteview schedule. Sedangkan catatan garis besar tentang
pokok-pokok yang akan ditanyakan disebut pedoman wawancara (interview guide).
Untuk mendapatkan penerimaan dan kerja sama dengan responden ada beberapa
pedoman yang harus diperhatikan:
Penampilan fisik
Sikap dan tingkah laku pewawancara
Identitas
Persiapan
Pewawancara harus bersikap netral dan tidak mengarahkan
jawaban atau tanggapan responden.
- Observasi
Observasi atau pengamatan kegiatan adalah setiap
kegiatan untuk melakukan pengukuran, pengamatan dengan menggunakan indera
penglihatan yang berarti tidak mengjukan pertanyaan-pertanyaan.
Keuntungan observasi adalah:
- Data yang diperoleh adalah data yang segar.
- Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung.
Kerugian observasi adalah:
- Untuk memperoleh data y ng diharapkan, maka pengamat harus menunggu dan mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan terjadi.
- Beberapa tingkah laku, bahkan bisa membahayakan jika diamati.
Berdasarkan keterlibatan pengamatan
dalam kegiatan-kegiatan orang yang diamati, observasi dapat dibedakan menjadi:
Observasi partisipan ( partcipant
observation): pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
subjek yang diteliti atau yang diamati.
Observasi tak partisipasi (nonparticipant
observation): pengamat berada di luar subjek yang diamati dan tidak ikut dalam
kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.
Berdasarkan cara pengamatan yang
dilakukan, observaasi juga dibedakan menjadi dua bagian:
Observasi tak berstruktur: pengamat tidak membawa catatan
tingkah laku apa saja yang secara khusus akan diamati.
Observasi berstruktur: peneliti memusatkan perhatian pada
tingkah laku tertentu sehingga dapat dibuat pedoman tetang tingkah laku apa
saja yang harus diamati.
- Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang
tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian.
Dokumen dapat dibedakan menjadikan dokumena primer ( dokumen
yang ditullis oleh orang yang langsung mengalami suatau peristiwa), dan dokumen
sekunder (jika peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis
oleh orang ini) contohnya otobiografi.
Keuntungan studi dokumentasi adalah:
- Untuk subjek penelitian yang sukar, studi dokumentasi dapat memberikan jalan untuk melakukan penelitian
- Tak kreatif. Karena studi dokumentasi tidak dilakukan secara langsung dengan orang, maka data yang diperlukan tidak terpengaruh oleh kehadiran peneliti atau pengumpulan data.
- Analisis longitudinal, menjangkau jauh ke masa lalu
- Besar sampel. Dengan dokumen-dokumen yang tersedia, teknik ini memungkinkan untuk mengambil sampel yang lebih besar karena biaya yang diperlukan relatif kecil.
Kerugian studi dokumentasi adalah:
- Bias, karena dokumen yang dibuat tidak untuk kep[erluan penelitian, maka data yang tersedia mungkin bias
- Tersedia secra selektif. Tidak semua dokumen dipelihara untuk dapat dibaca ulang oleh orang lain.
- Tidak lengkap. Karena tujuan penulisan dokumen berbeda dengan tujuan penelitian.
- Format yang tidak baku. Sejalan dengan maksud dan tujuan penulisan dokumen yang berbeda dengan tujuan penelitian, maka formatnya juga dapat bermacam-macam sehingga bisa mempersulit pengumpulan data.
Sebagaimana metode historik, dalam studi dokumentasi perlu
dilakukan kritik tehadap sumber data, baik kritik internal maupun kritik
eksternal.
- Teknik observasi langsung, melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian secara langsung.
- Observasi tidak langsung, melalui pengamatan dan pencatatan yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya tidak langsung di tempat peristiwa atau saat kejadian.
- Teknik komunikasi langsung, adalah dengan cara kontak langsung secara lisan atau tatap muka dengan sumber data.
- Teknik komunikasi tidak langsung, dengan hubungan tidak langsung atau menggunakan alat.
- Teknik pengukuran untuk data yang bersifat kuantitatif.
- Teknik studi dokumenter/bibliografi.
Moh. Nazir sebagaimana yang dikutip
oleh Mustofa Umar- mengelompokkan metode pengumpulan data ke dalam tiga metode
yaitu: pengamatan langsung, menggunakan pertanyaan dan metode khusus. Adapun
secara garis besar dapat disederhanakan menjadi dua bentuk riset, yaitu riset
kepustakaan dan riset kancah atau lapangan.
Dalam kaitannya dengan penelitian
tafsir, data-data kualitatif yang telah disebutkan, dapat diperoleh dari sumber
utama yaitu mushaf al-Quran dan kepustakaan lainnya. Oleh karena itu tafsir
tergolong dalam penelitian kepustakaan dengan menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data.
Setelah semua data dikumpulkan, maka
langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan dan interpretasi dengan
menggunakan teknik-teknik yang relevan.
E. Teknik Analisis dan Interpretasi Data
Proses analisis data dimulai dengan
menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber sebagaimana disebutkan
pada poin-poin di atas, yang dapat tergambarkan secara rinci pada bagian-bagian
berikut:
1. membaca dan mempelajari data yang sudah terkumpul sampai
dikuasai sepenuhnya, menyelidiki apakah terdapat hubungan antara data dengan
pandangan para sumber seperti ulama-ulama tafsir yang terus beregenerasi dari
masa ke masa. Berbagai konsep akan timbul dengan sendirinya bila diperhatikan
istilah-istilah yang digunakan para mufassir.
2. mencari hubungan antara konsep-konsep dalam usaha
mengembangkan suatu teori. Peneliti dapat melalui identifikasi suatu fokus,
bagaiamana itu terjadi, siapa berbicara tentang siapa, kepada siapa, tentang
apa dan dengan cara bagaimana. Dengan mendeskripsikan, menganalisis dan
membandingkan suatu teori.
Setelah dipelajari dan ditelaah maka
langkah selanjutnya adalah melakukan reduksi data yang dilakukan dengan cara
membuat abstraksi. Abstraksi merupakan
usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan
yang perlu dijaga sehingga konsistensinya tetap akurat. Langkah selanjutnya
adalah menyususn data menjadi satuan-satuan
dan dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Tahap akhir dari analisis
dan pengumpulan data adalah mengadakan pemeriksaan terhadap keabsahan data.
Setelah selesai tahap ini mulailah kepada tahap analisis data dalam mengolah
hasil sementara menjadi teori subtantif .
Interpretasi berarti menyusun dan
merakit unsur-unsur yang ada dengan cara yang baru, merumuskan hubungan baru
antara unsur-unsur lama, mengadakan proyeksi melalui apa yang ada, memberikan
diri bertanya. Jadi penelitian harus bereksperimentasi, bermain dengan ide-ide,
mencoba metafor dan analogi agar dapat memandang data dari segi baru, lain
daripada yang lain dan setiap penelitian berpengalaman melakukan hal demikian.
Interpretasi sebenarnya bukan hanya
dilakukan pada tahap akhir, melainkan telah dilakukan sepanjang penelitian.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Melakukan penelitian pada intinya
adalah memecahkan masalah secara ilmiah. Pemikiran ini menggiring kita pada
kesimpulan bahwa signifikansi sumbangsih penelitian terhadap pemecahan masalah
atau pengembangan ilmu sangat ditentukan oleh fokus masalah penelitian. Masalah
pada intinya adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan
praktek, antara visi dan realitas, dan sebagainya.
B. SARAN
Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua, amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar